The End of This World
||Title: The End of This World ||
||Cast : Cho Kyuhun, Oc and etc|| Rating : PG || Leght : 2002 words||
Kalian percaya akan kiamat?
Baiklah…
kiamat berarti dunia ini lenyap, hancur,
rusak, mati atau sembarang kata mengerikan lainnya. Well, aku tidak begitu
yakin kapan kiamat akan benar-benar meluluh lantakan bumi ini. Tapi, ku
beritahukan pada kalian headlinesurat
kabar pagi ini menuliskan What are you
doing if tomorrow doomsday? besar-besar dengan tinta yang terlihat lebih
tebal dari yang lainnya. Mencolok.
Apa
mereka tidak pernah tahu, jika saja surat kabar sangat bisa mempenggaruhi
seseorang? Sangat dipercayainya hingga membuatnya menjadi orang tak waras. Nyaris.
Dan sialnya aku terjebak oleh seseorang itu.
Siapa
dia?
Cho
Kyuhyun.
Sebelumnya
aku tidak akan pernah menyangka jika lelaki
tampan, pintar, bersuara emas dan super keren sepertinya bisa gila hanya
karena masalah sepele seperti ini,Headline surat kabar konyol itu.
Tidak
akan pernah percaya sebelum ia berteriak di depan pintu apartementku pagi buta
tadi hingga membuatku turut di tegur oleh bibi Lucy, perempuan setengah abad
yang tinggal sendiri dengan kucing Persia super imut, namun sayangnya keduanya
merupakan tetangga menyebalkan.
“Kau
bisa berhenti menggerakkan kakimu, Cho?” aku menatapnya skeptis.
“Oh,
baiklah!” Kyuhyun menurutiku dan berhenti menggerakkan kakinya tapi sayangnya
tak terjadi perbedaan signifikan.
Aku
menatapnya lagi
“Dan,
apakah kau bisa juga menghentikan jemari tanganmu yang mengetuk meja?”
Kyuhyun
menatapku seakan aku baru saja mengatakan kepadanya bahwa kiamat benar-benar
akan terjadi esok.
“Okey,
maaf”
Aku
benar tak habis pikir tentangnya, maksudku Kyuhyun benar-benar menganggap headline surat kabar itu nyata bahkan
meski kami tengah berada di kedai paman Jo sekalipun.
“Kyu!”
“Heem..”
“Kyu!”
“Heem…”
“Yak!
Cho Kyuhyun!!” bentakku padanya setelah panggilanku hanya di jawab gumaman
tanpa arti.
“Wae?”
tanyanya.
Aku
bisa melihat kegelisahannya yang ketara
dari pancaran mata Kyuhyun, sikap dan oh… getar suaranya juga.
“Ayolah,
itu hanya sebuah headline surat kabar
biasa, jangan terlalu anggap serius, Cho!”
Aku
mengangkat cangkir tehku dan menyesapnya sedikit.
“Kau
tidak bisa begitu saja mempercayainyakan? Lagipula disana tertulis kata ‘jika’, perbandingannya fifty-fifty, kyu” tambahku.
Tapi
Kyuhyun, dia tetap saja terlihat gelisah. Aku lupa! Kini aku tengah berhadapan
oleh seorang lelaki keras kepala nomor dua setelahku.
Kyuhyun
bergerak gelisah, ku letakkan cangkir tehku dan mencoba menatapnya dalam,
“Kyu! Kau tak biasanya seperti ini,
Jadi, bisakah kau tak terlihat bodoh? Kau ini lelaki pintar dan aku yakin kau
cukup bisa berfikir realistis untuk hal semacam ini” usahaku untuk meyakinkan
Kyuhyun.
Kyuhyun
mulai tampak tenang setidaknya ia lebih terlihat manusiawi dari pada
sebelumnya.
“Good
boy!” ucapku senang karena kyuhyun mulai merespont sedikit usahaku.
Kami
saling terdiam, sebenarnya karena aku membiarkan Kyuhyun menatapku, jezz…. Aku salah tingkah. Tidak biasa dengan situasi
seperti ini meski sudah tak terhitung
berapa kali aku duduk berhadapan dengan Kyuhyun.
“Ada apa? jangan
menatapku seperti itu!”
Aku
bisa merasakan pipiku menghangat, jadi aku lebih memilih melihat keluar jendela
sambil menikmati tehku dan tentu saja mengalihkan perhatian.
Kyuhyun
terlihat akan buka suara sebelum televise paman Jo yang di letakkannya di
pojokan ruangan menayangkan berita terbaru, aku tidak yakin beritanya apa tapi
lamat kudengar terjadi gempa kecil di kota London yang hampir melumpuhkan
sebagian kota itu.
Ugh…
kota yang indah sebenarnya.
“Kita
harus pergi!”
Ku
tolehkan kepalaku pada Kyuhyun yang ternyata telah berdiri dan siap melangkah
pergi, rahangnya mengeras dan ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Yak!
Cho Kyuhyun!”
Aku
meneriakinya yang benar-benar meninggalkanku, ugh… sial lelaki itu membuat
keributan kecil disini. Aku berdiri dan bersiap mengejarnya tapi sebelumnya ku tinggalkan
beberapa lembar uang di atas meja.
Paman
Jo menatapku, ia menaikkan kedua tangannya seakan bertanya mengapa kami
bertengkar di pagi hari seperti ini, aku hanya tersenyum menggeleng dan pergi
mengejar langkah besar Kyuhyun.
“Kita
akan kemana?” tanyaku masih mencoba menyetarakan langkah Kyuhyun.
“Kemana
saja!” ucap Kyuhyun tergesa, aku menatapnya tak percaya.
Kyuhyun
telah membuka sedikit pintu mobilnya sebelum aku mendorong pintu itu untuk
kembali tertutup.
“Kau
gila Kyu!” bentakku.
“Kita
harus pergi! Bagaimana jika surat kabar itu benar?”
Aku
sedikit mendengus mendengar alasan konyolnya tentang berita surat kabar itu
lagi sembari menurunkan pundakku.
“Jika
itu benar, kita juga tak akan kemana-mana”
Kyuhyun
menatapku bingung dan seakan tak terima.
“Kyu,
jika kiamat benar-benar terjadi esok, maka kita tak akan kemana-mana, kita tak
akan bisa menghindarinya meski kita telah berlari bermil-mil jauhnya”
Kyuhyun
masih saja terdiam tapi setidaknya ia sudah tak setegang tadi, Kyuhyun
menurunkan pundaknya dan menghembuskan nafas panjang.
“Kau
perlu istirahat Kyu, pagi ini kau terlalu berfikir yang tidak-tidak”
Kyuhyun
mengangguk perlahan untuk setuju.
“Berikan
kunci mobilnya padaku, biar aku saja yang menyetir” Kyuhyun memberikan kunci
mobil tanpa protes.
“Sekarang,
masuklah!”
Kyuhyun
berjalan masuk ke mobil, dia benar-benar menuruti setiap apa yang ku perintahkan kepadanya. Ya tuhan.
Neul Young POV end
^^^
Neul
Young menatap tubuh lelaki yang tengah tertidur di sofa ruang televisinya.
Lelaki
itu tertidur menyamping sembari meringkuk seperti janin, Kyuhyun terlihat
tenang dengan posisi seperti ini, walaupun wajahnya tetap tak mampu
menghilangkan guratan-guratan kegelisahan, apakah lelaki ini bermimpi buruk?
Neul
Young mencoba melihat kembali wajah Kyuhyun, laki-laki itu tampan meski
tubuhnya tak sekeren Choi Siwon ataupun Lee donghae, Kyuhyun memang terlihat
sedikit lebih berisi meski tetap terlihat gagah, kulitnya juga putih malah
cenderung pucat, bibirnya tebal dan merah, hidungnya mancung dengan rambut
berantakan seperti sekarangpun Kyuhyun tetap memancarkan pesonanya.
“Ugh….”
Kyuhyun melengkuh, membuat Neul Young berkesiap meraih segelas air mineral di
meja.
Kyuhyun
membuka matanya perlahan, sedikit menyipit menyesuaikan cahaya yang mulai
memasuki matanya, sedikit mengeliat dan mulai bergerak mengubah posisinya untuk
duduk menyenderkan punggungnya.
“Maaf,
apa aku membangunkanmu?” Tanya Neul Young.
Kyuhyun
menggeleng.
“Minumlah”
Kyuhyun
meraih gelas yang terulur di depannya dan menghabiskannya dengan cepat.
“Gomawo”
Neul
Young tersenyum.
“Jam
berapa ini?”tanya Kyuhyun terdengar sedikit parau.
“Jam
empat sore, kau tidur hampir sepanjang hari ini, aku tidak tega membangunkanmu
karena kau terlihat begitu kacau tadi, lagipula tadi kau tampak nyaman dengan
tidurmu”
Kyuhyun
memejamkan matanya menghirup udara sedalam-dalamnya yang ia bisa lalu
menghembuskannya cepat seakan ingin membuang beban pikirannya juga.
Ia
ingat, setelah membuat keributan di kedai Paman Jo, ia pergi ke apartement Neul
Young, merebahkan diri di sofa lalu memijit pelipisnya perlahan, tak disangka
itu membawanya tertidur di hampir sepanjang hari ini.
“Aku
lapar” racau Kyuhyun.
“Tentu
saja kau lapar, kau tertidur hampir sepanjang hari, kau bahkan tak makan apapun
tadi pagi”
“Kau
punya makanan?” Kyuhyun menatap dengan
wajah super memelas.
Neul
Young menyipitkan matanya menanggapi sikap Kyuhyun yang kekanak-kanakkan.
“Sepertinya
aku menyimpan beberapa mie instan di dapur”
Kyuhyun
tersenyum senang, “Kalau begitu buatkan aku satu”
“Ck!
Dasar!”
Neul
Young berjalan meninggalkan Kyuhyun menuju dapur,ia mengambil apron yang
menggantung dekat lemari pendingin, menyiapkan alat masak dan beberapa bahan
tambahan.
“Youngie-ah!”
“Hm…
wae?” tangan Neul Young tengah mencoba menyalakan kompor lalu meletakkan panci
berisi sedikit air di atasnya.
“Bolehkah
aku menyalakan televisinya?”
Neul
Young terdiam sebentar,” Kau biasanya menyalakannya tanpa meminta persetujuanku
dulu, Cho!”
“Baiklah,
aku nyalakan” Kyuhyun meraih remote televise dan menyalakannya.
“Bahkan
aku sama sekali belum mengatakan iya” gerutu Neul Young.
Ia
kembali memasak, meski ia merupakan gadis yang tak begitu pintar memasak, ia
hanya berharap mie instan ini tetap enak untuk di makan.
Neul
Young tengah sibuk memotong sayuran tapi secara tiba-tiba sebuah tangan
melingkar di atas perutnya, menghentikan aktivitasnya. Ia sedikit menegang
setelah merasakan hembusan nafas seseorang menerpa lehernya, geli.
“Kyu…”
“Sebentar,
bisa biarkan aku memelukmu seperti ini, sebentar?”
“Hm…”
Neul Young hanya mampu bergumam, ia tak
tahu harus menjawab apa sekarang.
Tangan Kyuhyun memeluk lebih erat,
Neul Young hanya sedikit menahan nafasnya dan terdiam, begitu juga Kyuhyun,
lelaki itu hanya memeluk dan lebih memilih diam.
“Ke
kenapa kau bisa ada disini?” Tanya Neul Young terbata pada akhirnya setelah
mereka cukup lama saling terdiam.
Kyuhyun
yang masih membenamkan kepalanya di lekukan leher Neul Young menggeleng
perlahan.
“Aku
tidak tahu, ku pikir kau lama, jadi aku kemari, aku melihat punggungmu dari
belakang dan kupikir lagi itu tempat ternyaman, jadi bisakah membiarkanku
memelukmu sebentar lagi?”
Neul
Young terdiam , menenangkan dirinya, berharap Kyuhyun sama sekali tak dapat
mendengar degub jantungnya yang terpacu cepat.
“A..aku
harus memasak Cho”
Kyuhyun
menghembuskan nafas kecewa, “Baiklah” ia melepaskan pelukannya dan membiarkan
Neul Young melanjutkan acara memasaknya.
“Kau
terlihat bermimpi buruk tadi, sebenarnya apa yang kau impikan?” Neul Young
masih mengaduk mienya saat bertanya pada Kyuhyun.
Lelaki itu sedikit mendesah,”Kiamat”
jawabnya.
“Kiamat?”
“Ya,
kiamat. Aku bermimpi kita berlari
bersama , bermil-mil jauhnya hingga pada akhirnya kita tiba di sebuah
persimpangan yang panjang” Kyuhyun menggantungkan kalimatnya.
“Lalu?”
“Kita
terpisah”
Mereka
terdiam lagi, Kyuhyun memfokuskan pandangannya kepada Neul Young sedangkan
gadis itu mencoba untuk terlihat biasa dengan tetap memasak.
“Itu
hanya mimpi Cho. Tak usah kau pikirkan lagi” Ucap Neul young.
Kyuhyun
menggeleng,” Tidak bisa. Aku sudah mencoba melupakannya, tapi hal tersebut
tetap saja muncul, ketika kita terpisah di persimpangan itu, kau berjalan
meninggalkanku tanpa menoleh padaku sekalipun aku sudah meneriaki namamu
berulang kali”
Neul
Young kini mendesah pelan, ia membalikkan badannya dan berhadapan dengan namja
lusuh yang sedari tadi berada di apartementnya dan hampir membuat satu harinya
ini terasa aneh.
“Kyu,
aku tidak kemana-mana aku tetap disini dan sedang memasak untukmu, jadi bisakah
kau pergi dari dapurku? Kau bisa mandi atau setidaknya membersihkan dirimu
dulu”
“Baiklah”
ucap Kyuhyun sebelum melangkah meninggalkan area dapur Neul Young.
“Oh!
Aku lupa memberitahumu”
Kyuhyun
menghentikan langkahnya yang hampir mencapai daun pintu kamar mandi, ia menoleh
kepada Neul Young.
“Tadi
hyukjae kemari dan bertanya apa kau sudah membaca buku dan menonton dvd yang
telah ia berikan padamu?”
Kyuhun
mengangguk,”Aku sudah membaca dan menontonnya hingga begadang” ucapnya lalu
berjalan sembari menyambar salah satu handuk yang tertata di lemari kecil di
sampingnya.
***
Neul Young meletakkan piring
terakhirnya di meja depan kursi yang Kyuhyun duduki tapi lelaki itu masih setia
menatapnya.
“Ada apa? kau tidak mau makan?
Bukankah tadi kau bilang lapar?” Neul Young menatap balik Kyuhyun.
Kyuhyun hanya menggeleng sembari
mengamati Neul Young.
“Ada apa? kau kenapa?” tanya Neul Young
gelisah. Tidak biasanya lelaki ini bertindak aneh. Yah… walaupun jauh
sebelumnya Kyuhyun adalah sahabat paling menyebalkan.
“Kalau kiamat datang esok, apa yang
akan kau lakukan?”
Neul Young memutar bola matanya,
kiamat lagi?, batinnya berteriak.
“Hm….” Gadis itu nampak berpikir, ia mungkin tengah mencari-cari kata yang akan terdengar lebih enak dan logis untuk Kyuhyun terima, karena kebiasaan laki-laki itu adalah kelogisan dan masuk akal. Kecuali tentang kiamat ini.
“Mungkin aku akan menghabiskan
waktuku bersama orang-orang yang aku cintai”
Kyuhyun diam. Lelakiitu beralih menatap makanan di depannya.
“Kalau kau apa yang akan kau
lakukan?”
Kyuhyun mendongak menatap mata Neul
Young dalam dan membuat jantung gadis itu bekerja dua kali lipat lebih kencang.
“Mungkin aku akan menikah denganmu”
Apa?
Apa ini lamaran?
***
Germany, Kanada , Australia dan
beberapa daerah di Amerika Serikat
gempar dengan suara terompet yang
mengaung di langitnya.
For
God Sake.
Dua manusia itu malah kembali
mempererat genggaman tangan mereka.
“Jika ini kiamat…” Kyuhyun membuka
percakapan.
“Tidak ada kata jika Kyu, kalau itu
kiamat maka terjadilah. Sebenarnya kau ini ada apa sih?” Neul Young terlihat
mulai jengah. Ia tak habis memikirkan sikap Kyuhyun yang terlihat aneh
sepanjang hari ini.
“A.. aku hanya memikirkan jika itu
terjadi”
Neul Young menantap tak suka kearah
Kyuhyun. “Aku baru saja menerima lamaranmu dan kau sudah bersikap aneh hari
ini. itu sama sekali tidak ada kerennya”
“Kalau begitu, bagaimana jika kita
langsung menikah saja?”
Mata Neul Young membulat. “Kau ini
berlebihan. Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini sih?”
“A.. aku membaca buku dan menonton
film dan tentang..”
“Tunggu, kau mengatakan kau membaca
dan menonton? Apa itu buku dan film Hyukjae yang kau pinjam?”
Kyuhyun mengangguk.
“Dan semua buku serta filmnya
tentang kiamat?”
Kyuhyun nampak berpikir. “Tidak
semuanya namun isi ceritanya sangat mengerikan”
Neul Young mendengus kesal. “Aku
akan menghajar Hyukjae karena membuatmu menjadi aneh seperti ini”
Kyuhyun menoleh padaku tak percaya.
“Kenapa?”
Neul Young memutar bola matanya
sebal. “Karena membuatmu menjadi orang paling menyebalkan disaat hari dimana
kau melamarku”ia mempautkan bibirnya dan menatap Kyuhyun dengan kesal sedangkan
yang di tatap hanya balik menatap tak percaya.
“Kau menyebalkan!” ucap Neul Young
sebelum pergi beranjak dari sofa apartementnya meninggalkan Kyuhyun sendirian.
Komentar
Posting Komentar