[DRABBLE] Are You Mr Tadjus? #3
Are You Mr Tadjus?
by : Octhavia
Genre : Romance, Comedy
Cast : Tadjus (oc), Sky (oc) I Rating : PG I Leght : Drabble series
Previous : Chapter 1 I Chapter 2
Previous : Chapter 1 I Chapter 2
Don't be plagiat!!! don't copy paste and be a good reader! okey??? itu dah ultimat yang sah dan harus di iyakan oleh setiap yang baca karya author. Bukan apa-apa tapikan itu juga udah jadi hal yang harus di pahami, mohon pengertiannya ya... author yakin setiap yang baca pasti mengerti dan sudah paham. jadi mohon dukungan kalian semua.
author lagi liburan jadi banyak waktu free buat nge-post cerita, doain aja semoga hasil ujian yang memakan waktu hampir dua minggu itu bisa terselesaikan dengan nilai yang Sangat Baik jadi author nggak nyesel udah beberapa kali vacum buat publish di blog. happy reading ya....! ^_^
Aku tidak tahu harus mendeskripsikan
seperti apa laki-laki bernama Tadjus itu, aku tidak mau menambahi daftar
pesaingku, sudah terlalu banyak pesaingku ,itu saja sudah membuatku pusing.Bagaimana
jika pesaingku bertambah, mungkin aku akan lari saja, lari membawanya bersamaku
tentunya, setidaknya aku ini Sky, gadis yang sudah di beri cap aneh di sekolah.
Bicara tentang Tadjus, aku rasa untuk kali
ini aku harus berterimakasih banyak pada guru pembimbing mata pelajaran ujian,
berkatnya aku kini berada satu kelompok dengan mr tadjus ini. Hehehe sebuah
keberuntungan besar rupanya meskipun lelaki ini terlihat seperti batu es yang
keras dan dingin ketimbang partner belajarku.
“Jangan senang dulu, aku belum tentu mau
belajar bersamamu, kau belum terbiasa dengan ritme belajarku, aku bisa saja
membuatmu bekerja rodi atau romusa untuk berkencan dengan buku-buku tebal dan
menyenangkan di perpustakaan”
Aku mengangguk, aku tahu kata menyenangkan
yang terlontar tidaklah semenyenangkan menghabiskan liburan akhir pekan di
pantai atau berjalan-jalan di Mall, jika itu Tadjus yang mengatakan tentang
belajar yang menyenangkan maka konotasi bagiku adalah kehidupan paling
menyengsarakan untuk menghabiskan waktu dengan buku-buku itu. Aku tahu buku
kesukaannya, buku tebal setebal oxfort penuh tulisan kecil dan membacanya harus seksama, seperti itu, sangat
berbeda dengan komik naruto yang sering kubaca dengan Baekhyun.
Dari ujung tempat dudukku aku bisa melihat
duo sahabatku yang tengah tertawa renyah di bangku mereka, seakan turut bahagia
atas kelompok belajar kali ini, sebenarnya aku sangsi mereka turut berbahagia
karena aku yang menjadi satu kelompok dengan Tadjus atau karena mereka menjadi
satu kelompok dan melupakanku. Jika jawabannya adalah opsi yang kedua, sampai
aku mati aku akan tetap menggentayangi mereka.
Sekedar informasi, aku ini gadis aneh dan
aku sudah mengatakannya sebelumnya, meski aku menyukai Tadjus dan seakan
membuang harga diriku dengan mengejarnya tapi demi komik Naruto yang aku curi
dari kamar Baekhyun, hampir seluruh isi sekolah tidak tahu bahwa aku menyukai
lelaki pintar bergaya es itu.
Akan menjadi berita besar jika saja salah
satu diantara gerombolan para wanita bermulut besar mengetahuinya dan pastinya
aku akan menjadi sangat malu.. aku tidak peduli bagaimana imageku di depan
orang yang kusuka tapi aku peduli pada imageku di sekolah, apa aku benar,
benarkan? Jadi aku ini seperti seorang stalker tapi bukan penguntit.
“Ada apa?”
Aku mengerjap dari lamunanku dan mendapati
tatapan aneh dari manusia es di sampingku ini.
“Tidak apa-apa, memangnya aku kenapa?”
“Tidak apa-apa, hanya sedikit aneh”
Aku mengernyitkan dahiku sedikit, “Bukannya
aku memang aneh? Akukan gadis aneh”
Aku melihat tadjus yang seakan tersadar,
“Maaf, aku melupakan satu kenyataan itu, kau memang gadis aneh”
“Terimakasih, aku anggap itu sebagai
pujian” aku tersenyum simpul sembari mengambil beberapa buku di tasku dan
meletakkannya di atas meja, merapikannya dan kembali melihat papan tulis
menunggu instruksi selanjutnya.
“Itu memamg pujian, jadi jangan hanya kau
anggap saja, itu bukan sindiran, kau harus tahu”
“Sebuah pujian?” aku menoleh pada manusia
es yang sama sekali tak mengubah posisinya yang menghadap
guru pembimbing.
“Ya… sebuah pujian, seperti pujian kau
cantik hari ini karena berdandan”
“Aku tidak mengerti” ucapku lirih,
“Kau ini aneh dan aku setuju seratus persen
jika kau adalah gadis aneh di seantero sekolah, tapi kau tak pernah tahu kenapa
kau di juluki gadis aneh, kau tidak seperti gadis lainnya, kau memang tidak
feminim, tidak juga tomboy tapi juga tidak biasa dan juga tidak luar biasa, kau
selalu berapresiasi dengan pemikiran-pemikiran konyolmu yang bahkan terkadang
tak terpikir oleh banyak orang sebelumnya, disaat orang lain berpikir tentang
sesuatu hal maka kau akan berpikir tentang hal lain tetapi juga dengan hal yang
orang lain pikirkan juga, itu mengapa kau hanya memiliki sedikit teman, kau
terkadang hanya terpaku juga pada pemikiranmu, terlalu banyak berpikir
membuatmu menjadi gadis plin-plan yang aneh”
Lelaki ini tidak hanya pintar dalam mata
pelajaran rupanya, tapi dia juga pintar dalam menilai seseorang, well… aku memang
gadis aneh, gadis aneh yang mencintai lelaki es itu secara diam-diam.
“Boleh bertanya?” Tanya lelaki itu
“Wow… ada angin apa kau bertanya padaku?”
Aku melihat lelaki itu mendengus
kesal,”JIka tidak boleh ya sudah, aku tidak jadi bertanya”
“Tunggu, aku tidak mengatakan tidak boleh,
kau boleh bertanya padaku”
Aku menunggu beberapa detik dan selanjutnya
“Kenapa kau menyukaiku?”
Aku terdiam sedikit berpikir mengira-ngira
juga mengapa bisa menyukai lelaki sedingin ini.
“Aku tidak tahu, kau mungkin memang pintar,
tapi aku tidak terlalu tertarik pada lelaki pintar, kau mungkin juga keren,
tapi kurasa si hitam Jongin lebih keren seratus kali lipat daripada dirimu, kau
juga mungkin kaya, tapi kurasa kekayaanmu tidak ada artinya dengan uang kim
Jongmyun dari segala segi kurasa kau akan kalah dengan beberapa teman lelakiku
lainnya, tapi ada satu hal yang tak bisa kurasakan dengan yang lainnya disaat
bersama denganmu”
Lelaki itu menoleh padaku, menaikkan ujung
alisnya, “Apa?”
“Jantungku!”
Lelaki itu semakin mengernyitkan alisnya.
“Disaat bersama denganmu seakan jantungku
terpacu dua kalli lipat, seakan ada hantaman luar biasa didalamnya degeun
degeun seperti itu”
Aku mellihat lelaki itu seksama lalu ia
kembali melihat guru pembimbing, mukanya sudah kembali seperti manusia es.
“Buka halaman 465, kita akan bicara tentang
logaritma” pintanya.
Argh…. Matematika!!!!!
Komentar
Posting Komentar